Gerbang Selatan.com – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Lampung Selatan menjadi sorotan tim Panitia Khusus (Pansus) DPRD Lampung Selatan.
Jenggis Khan Hailak, S.H, M.H, selaku anggota Pansus
DPRD Lampung Selatan menilai OPD yang mengurusi bidang olahraga tersebut belum
optimal dalam meningkatkan minat masyarakat dalam berolahraga.
Itu disampaikan politisi Partai Demokrat saat rapat
penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Tahun 2024 yang
digelar di ruang Banggar DPRD Lampung Selatan, Kamis (10/4/2025).
Bahkan Jenggis menyatakan minimnya pemanfaatan
fasilitas olahraga oleh masyarakat, padahal sarana yang tersedia dinilai cukup
memadai.
"Lampung Selatan ini banyak memiliki fasilitas
olahraga seperti stadion. Lampung Selatan juga punya ruang terbuka hijau yang
bisa dimanfaatkan masyarakat untuk lari pagi atau sore. Tapi kenyataannya,
masih sangat minim penggunaannya,"tegasnya.
Jenggis menekankan pentingnya peran Dispora dalam
mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga.
Ia menyebut, saat ini hanya Stadion Jati yang
terlihat aktif digunakan, sementara fasilitas lainnya masih cenderung sepi.
Menurutnya, peningkatan minat olahraga masyarakat
tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga mampu mendorong pergerakan
perekonomian masyarakat.
"Kalau minat olahraga masyarakat tinggi, tentu
warung-warung dan kantin di sekitar tempat olahraga akan ramai. Ini juga bisa
menggali potensi dan bakat masyarakat yang ujungnya berdampak pada prestasi
olahraga daerah,"ujarnya.
Anggota Pansus ini juga berharap pasangan Bupati
Lampung Selatan H. Radityo Egi Pratama dan M Syaiful Anwar yang dikenal
memiliki hobi olahraga, bisa menjadi motor penggerak dalam memasyarakatkan
olahraga di semua kalangan.
“Pak Bupati suka olahraga. Harapannya, beliau bisa
mengajak semua pihak, termasuk DPRD dan Forkopimda untuk rutin berolahraga
bersama untuk penggerak awal. Misalnya sekali seminggu di pagi hari,"
katanya.
Tidak sampai disana, Jenggis juga menyoroti kebiasaan
lama Dispora yang kerap ‘ngebon’ atlet dari luar daerah setiap kali menghadapi
kompetisi olahraga.
“Sudah jadi tradisi, setiap mau bertanding malah
ngebon atlet. Ini warisan lama yang sulit diubah," ungkapnya.
Ia mempertanyakan proses pembinaan atlet oleh
Dispora dan menilai seharusnya ada fokus terhadap pengembangan atlet lokal
sejak dini agar mampu bersaing di level kabupaten hingga provinsi.
"Kalau pembinaannya berjalan baik, maka saat
ada pekan olahraga, atlet yang diturunkan benar-benar hasil binaan kita
sendiri, bukan pemain luar," tegas Jenggis.
Ia mendorong agar Dispora lebih serius dalam membina
potensi atlet lokal demi kejayaan olahraga Lampung Selatan secara
berkelanjutan.(Rls)

